Ada beberapa penyebutan saham yang familiar dalam dunia pasar modal, salah satunya adalah saham gorengan. Sudah tidak asing lagi, saham terbagi menjadi beberapa kelompok, tergantung dari kualitas perusahaan tempat saham berasal, dan nilainya.
Apa Itu Saham Gorengan?
Jadi, apa itu saham gorengan? Ibaratnya gorengan, saham gorengan menurut Intras Club yaitu seperti makanan gorengan pada umumnya, yaitu bakwan dan tahu goreng. Makanan semakin garing dan renyah, jika tergoreng dalam waktu lama, tetapi makanan gorengan tidak bagus bagi kesehatan, jika konsumsinya berlebihan.
Jadi, saham gorengan merupakan saham suatu perusahaan yang kenaikan atau penurunan harganya tidak wajar. Sebab pelaku pasar terkait sedang merekayasa pergerakan saham tersebut, demi mendapatkan keuntungan jangka pendek.
Saham Gorengan Adalah
Dalam praktik saham gorengan adalah oknum pelaku pasar, memainkan pergerakan harga saham. Jadi, saham seolah-olah mempunyai fundamental yang bagus, nilainya akan berfluktuasi pada waktu tertentu, tetapi tidak berlangsung lama. Â
Umumnya, saham yang biasa di goreng merupakan saham lapis kedua maupun ketiga, sebab jumlah pemegang sahamnya sedikit serta kapitalisasi pasarnya tidak terlalu besar. Agar investor tertarik, biasanya oknum menawarkan saham dengan harga murah, sekaligus menjanjikan return yang besar.
Saham jenis ini memiliki kualitas buruk, nilainya bisa turun secara drastis hanya dalam hitungan hari, hal tersebut bisa merugikan investor. Karena resiko tersebut, sebaiknya investor pemula tidak memilih saham jenis ini.
Ciri-ciri Saham Gorengan
Bagaimana cara investor membedakan saham yang sering di goreng dengan saham yang kualitasnya baik? Investor harus mengetahui ciri-ciri saham gorengan, agar bisa menghindarinya. Berikut ini ulasan mengenai ciri-ciri saham yang termasuk kategori gorengan.
1. Masuk pada Daftar Unusual Market Activity (UMA)
Biasanya, bursa efek Indonesia memberi peringatan terlebih dahulu pada saham tersebut, karena kenaikan harganya terbilang ekstrem lebih dari dua hari. Maksud ekstrem adalah, harga sahamnya naik mencapai batas terbesar harian (ARA), bisa sebanyak 20%, 25%, atau 35% untuk per harinya.
Persentase tersebut tergantung dari harga masing-masing saham. Karena saham tersebut masuk ke dalam radar bursa, UMA dapat menjadi peringatan bagi investor maupun trader.
Saham yang masuk ke UMA, berarti penguatan harganya tidak wajar atau pada luar kebiasaan. Kemungkinan yang bisa terjadi adalah, saham tersebut berada dalam kendali bandar saham.
2. Nilai Transaksi Harian dan Volumenya Tidak Wajar
Umumnya, saham jenis ini memiliki kapitalisasi pasar kecil, termasuk saham lapis kedua atau ketiga. Namun volume maupun nilai transaksinya sangat tinggi dari pada perusahaan sejenis, bahkan mampu menyamai transaksi saham blue chip.
Kapitalisasi pasar menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan, hal tersebut berasal dari jumlah saham perseroan yang beredar kali harga pasarnya. Karena kapitalisasinya kecil, memudahkan bandar untuk mengelola saham kategori gorengan menjadi komoditasnya.
3. Bid dan Offer Tidak Wajar
Definisi bid adalah antrian pembelian saham pada harga rendah, sedangkan offer antrian jual saham pada harga tinggi. Biasanya, saham kategori gorengan transaksinya dalam jumlah besar, tetapi posisi bid maupun offer-nya tipis.
Jadi, pada hampir setiap harga antrian baik bid maupun offer tidak merata, seringnya hanya sejumlah 1 lot per harga. Hal tersebut memudahkan bandar untuk menaikkan harga suatu saham.
4. Informasi Emiten dan Kinerja Keuangan Tidak Sesuai dengan Kenaikan Harga
Pergerakannya yang ekstrem membuat saham jenis ini tidak sesuai dengan kinerja keuangannya, atau tiada pemberitaan maupun informasi dari internal emiten. Terkadang, kinerja keuangannya bisa saja mengalami pertumbuhan sebanyak 50%, namun bisa turun sebanyak 50%, saat harganya naik drastis tanpa henti.Jadi, kenaikan harga saham tidak sejalan dengan kinerja serta aksi korporasi yang emiten informasikan.
5. Tidak Bisa Teranalisis
Kinerja keuangan tidak setinggi harga sahamnya, membuat rasio keuangan dan valuasi pada saham jenis ini lebih tinggi daripada pesaing terdekatnya. Jadi, saham ini tidak dapat teranalisis secara fundamental.
Pergerakan saham ini terlalu fluktuatif secara teknikal, jadi tidak memunculkan indikator mengenai analisis teknikal sekalipun.
Daftar Saham Gorengan Hari Ini
Pada Januari 2020, bursa efek Indonesia menduga sebanyak 41 saham termasuk daftar saham gorengan hari ini. Sebenarnya, saham gorengan tersebut memiliki kontribusi volume yang besar, tetapi traded value-nya kecil.
Pada perdagangan bursa efek Indonesia, seringkali ada saham yang mengalami kenaikan harga begitu tinggi dalam satu hari atau beberapa hari. Tentu saja hal ini tidak wajar, karena itu bursa saham memasukkan saham tersebut dalam daftar UMA.
Sebanyak 24 saham pernah masuk ke dalam UMA pada Semester-I-2019, karena kenaikan harga saham tersebut ternilai tidak wajar. Saham tersebut seperti, PT Cottonindo Ariesta, PT Citra Putra Realty, PT Siwani Makmur, PT Kioson Komersial Indonesia, dan lainnya.
Contoh Saham Gorengan
Contoh saham gorengan dapat Anda lihat pada kasus PT Asuransi Jiwasraya. Berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan, BUMN sektor jasa asuransi tersebut terindikasi mengalami kerugian sebesar 10 triliun.
Sebab kerugian tersebut adalah investasi pada saham gorengan, berikut ini tiga saham yang terlibat pada kasus tersebut.
1. PT Inti Agri Resources (IIKP)
Perusahaan ini bergerak pada bidang perikanan, perdagangan serta perkebunan. Perusahaan yang berdiri tanggal 16 Maret 1999, menawarkan saham secara perdana pada 20 Oktober 2002, harganya Rp450 per lembar.
2. PT Alfa Energi Investama (FIRE)
Perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batu bara, pengangkutan, serta perdagangan, berdiri tanggal 16 Februari 2015. Mulai menawarkan sahamnya secara perdana ke publik mulai tanggal 9 Juni 2017, dengan harga Rp500 per lembar.
3. PT SMR Utama (SMRU)
Berdasarkan informasi pada bursa efek Indonesia, perusahaan ini berdiri tanggal 11 November 2003, bergerak dalam bidang pertambangan batu bara. Emiten ini menawarkan saham perdana atau IPO pada 10 Oktober 2011, harga per lembarnya Rp600
Kelebihan dan Kekurangan Saham Gorengan
Walaupun saham gorengan ternilai memiliki kualitas buruk, tetapi terdapat kelebihan dan kekurangan saham gorengan, berikut ini ulasannya.
1. Potensi Upside Tinggi
Kenaikan saham ini tidak pasti, tetapi jika sahamnya sedang naik, kenaikannya sangat drastis, bahkan mencapai ARA. Hal tersebut merupakan kegemaran bagi trader saham.
2. Peluang Memperoleh ARA
Ketika saham jenis ini, mengalami kenaikan tinggi dan ARA, pergerakan naiknya bisa mencapai persentase sebanyak 34% dalam sehari.
3. Mendapatkan Keuntungan dalam Waktu Singkat
Upside pada saham blue chip rata-rata berkisar 5-7%, sedangkan saham ini bisa mencapai 10% dalam satu hari.
4. Peluang Memperoleh ARB
Saham ini juga bisa turun sampai titik ARB, jika hal ini terjadi bisa menimbulkan kerugian yang fatal bagi investasi Anda.
5. Fundamental Buruk
Selain fundamentalnya yang buruk, beberapa dari saham ini tidak memiliki kejelasan mengenai bisnis riilnya.
6. Pergerakan Harga Berada dalam Kendali Bandar
Pihak-pihak berkuasa yang mengendalikan harga saham ini, membuat analisis Anda sebagai investor tidak berlaku.
Sebaiknya, investor pemula tidak memilih saham gorengan dalam berinvestasi, karena resikonya begitu tinggi. Jenis saham ini cocok bagi para investor yang sudah berpengalaman dalam dunia pasar modal.
Tinggalkan Balasan