Money Management
Pembahasan lengkap mengenai money management untuk jual beli saham dengan baik dan benar, dimana memiliki resiko kecil serta reward besar.
Sering sekali pelaku pasar hanya tergiur dengan reward sehingga mempengaruhi pikiran bawah sadar mereka bahwasannya harga hanya akan naik dan jikapun turun mereka akan ragu untuk meminimalisir kerugian mereka (cutloss). Satu hal yang pelaku pasar remehkan atau kerap dianggap tidak penting yaitu money management. Money management menjawab hal terpenting yang dibutuhkan di industry ini yaitu penilaian tentang resiko.
Maka dari itu, INTRAS setelah menjaring pilihan-pilihan emiten kami melalui pilar-pilar I-SHIELD, kami akan menggunakan pedoman money management untuk menghitung dan mengatur seberapa besar resiko dari emiten tersebut.
Money Management Dasar
Ada 2 objektif yang menjadi penentuan yaitu:
1. Menetukan maksimal porsi yang akan dipakai
Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan ini yaitu:
– Likuiditas
Pentingnya mengetahui rata-rata volume transaksi agar kita tidak terjebak pada volume semu yang terjadi karena bandar ataupun adanya sentimen besar, sehingga kita dapat menjual barang tersebut lebih mudah.
Berikut adalah cara simple melihatnya:
- Lingkaran orange : Rata-rata antrian lot
- Lingkaran kuning : Banyaknya antrian dengan lot tipis sehingga menandakan bahwa sebelumnya di hari yang sama emiten ini tidak liquid
- Lingkaran hijau : Tembok baru yang bisa berkemungkinan fake wall
Dari sini kita bisa melihat kemungkinan normal antrian yang liquid untuk bisa dibeli dan mudah untuk dijual yaitu maksimal 300 lot sampai 600 lot.
– Risk vs Reward
Seberapa jauh rasio tersebut menjadi sebuah penentuan berapa besar persentase yang kita akan ambil dari portofolio kita.
2. Menentukan berapa banyak amunisi.
Pentingnya membagi dalam beberapa amunisi adalah menjaga capital sekaligus menjaga emotion kita. Faktor yang mempengaruhi yaitu:
– Range entry level pertama terhadap stoploss
Pentingnya menyadari seberapa jauh entry pertama terhadap stoploss agar kita bisa membagi berapa persentase dari porsi yang sudah ditetapkan. Ini juga bisa menjadi acuan ketika kita mengejar harga, kita bisa masuk dengan membaginya dalam beberapa amunisi.
– Banyaknya demand area didalam timeframe dibawah daily timeframe.
Dalam poin ini tentu hanya untuk yang bisa analisa. Biasanya, dari poin diatas setelah menyadari seberapa jauh range nya maka saya mencari probabilitas demand yang ada di timeframe kecil dari siniliah dapat seberapa banyak amunisinya.
Apakah ada cara lebih mudah dari kedua poin diatas?
Ada, dengan menggunakan CSM (control stock move) yang telah dibagikan di grup INTRAS CLUB DIAMOND CLASS. Dari sana sudah pasti entry dibagi menjadi tiga lalu tiap amunisi tinggal dilihat seberapa jauh s1, s2, s3 terhadap stoploss. Jika harga yg sudah bergerak jauh dari s1, apakah CSM ini bisa jadi acuan? bisa, kurangilah persentase dari harga entry terhadap persentase s1 ke stoploss.
Contoh saat mengejar harga :
Emiten A dengan:
- Porsi dari porto: 20%
- S1 : 250
- SL : 200
- Rasio S1 vs SL : 25%
Karena dibagi 3 amunisi dan kita mau agar average menjadi tipis dengan SL maka amunisi yang kita pakai dari porsi utama adalah 4% dari porsi portofolio yang sudah ditentukan di awal yaitu 20%
Nah jika harga sudah floating diatas s1 dengan contoh harga ada di 260 berapa persen yang bisa kita pakai ?
- Range harga sekarang vs S1: floating 4 persen
- Porsi amunisi S1 terhadap porsi utama: 4 %
- Ratio harga sekarang vs SL: 29%
Porsi optimal yang akan dipakai adalah 2% dari 20 % porsi porto yang sudah ditentukan di awal
Selain poin-poin diatas ada juga hal penting lainnya yaitu dengan memasang trailing stop ataupun stoploss berjalan. Posisi untuk memasang stoploss berjalan ini juga tidak sembarangan, kita perlu mengetahui apakah TP yang berada dilevel saat analisa itu termasuk kategori level apa? Hal ini akan dijelaskan berikut dengan contoh MMF (money management framework)
Contoh Money Management Framework
Penentuan Porsi:
- Emiten : SMGR
- Likuiditas pada tanggal 11 Febuari 2021:
Maka maksimal lot yang digunakan adalah : 75 lot – 100 lot
- Analisa :
- Risk vs reward (TP 1) = 5% : 9.5%
Kita hanya tentukan dari TP 1 dikarenakan ini adalah level terdekat, jadi kalkulasi resiko bisa dikatakan lebih konservatif.
Jika capital saya hanya Rp 100.000.000 maka dari informasi diatas optimal porsi yang saya gunakan adalah 40 % dari capital sehingga resiko dari trade ini hanya 2 %
Penentuan Amunisi
- Forecast kemarin : 10.950 – 11.000
- Ratio entry ke stop loss : 4.5% – 5%
- Probabilitas demand di TF kecil : 10.850
Karena adanya demand di sana maka amunisi yang kita pakai menjadi 2 dan karena range nya hanya beda tipis diukur dari entry pertama ke next demand di timeframe kecil per amunisi adalah 20 % dari 40 % porsi yang sudah ditetapkan.
Tidak selamanya demand yang ada di timeframe kecil berjarak berdekatan dari harga entry pertama sehingga persentase amunisi yang akan digunakan pun berbeda serta jumlah amunisinya.
Trailing Stop
Pada umumnya ketika TP 1 atau TP terdekat itu adalah level supply maka SL akan berpindah ketat mendekati level tersebut dan begitu juga sebaliknya. Namun pada contoh diatas TP 1 dan TP 2 bukanlah level penting melainkan hanyalah level yang diambil dari level fibonacci berdasarkan fase yang telah dihitung. Sehingga, setelah harga floating mendekati TP 1 maka Sl akan bergeser pada titik breakeven ataupun 2 tick diatas harga entry. Lalu, ketika harga floating di TP 2 maka SL akan dipindahkan ke TP 1.
Glossarium
Rasio-rasio perhitungan persentase diatas ada dildalam ‘Money management Framework Sheet’ dalam bentuk Microsoft excel yang telah dibagikan di group INTRAS CLUB DIAMOND CLASS.
TP = Take profit
TF = Time frame
SL = Stoploss
S1 = Support 1
S2 = Support 2
TS = Trailing stop
TP1 = Take profit 1
TP2 = Take profit 2