Ada beberapa istilah dalam dunia saham, salah satunya adalah saham blue chip. Saham merupakan salah satu produk investasi populer yang menjadi pilihan banyak orang. Karena, pemegang saham dapat memperoleh keuntungan yang sangat besar, melalui dividen maupun capital gain.
Apabila, emiten berhasil mengelola modal dari investor dan menghasilkan untung besar, maka pemilik modal mendapat dividen. Atau, jika citra perusahaan bagus, seiring dengan naiknya harga saham, maka pemegang saham dapat memperoleh capital gain, atas penjualan saham miliknya.
Keuntungan yang menjanjikan dalam investasi saham, datang bersamaan dengan resiko yang menghantui. Oleh karena itu, seorang investor harus cerdas dalam memilih saham untuk berinvestasi. Beberapa broker memberi saran untuk berinvestasi pada saham bluechip atau istilah lainnya big caps, yang artinya saham unggulan. Karena, saham tersebut memiliki reputasi baik, dan bernaung dalam perusahaan ternama.
Daftar Saham Blue Chip
Ada sekitar 600 saham lebih yang termasuk daftar saham blue chip pada BEI. Biasanya, dalam kurun waktu beberapa bulan, ada perbaruan mengenai nama-nama saham bluechip yang dapat menjadi opsi bagi investor.
Beberapa saham kategori blue chip yang memiliki reputasi maupun performa bagus menurut intras club di Indonesia antara lain, Bank BCA, Bank BRI, Unilever Indonesia, Telekomunikasi Indonesia, PT Indofood, Bank Mandiri, PT Perusahaan Gas Negara, PT Astra International, PT Bank Negara Indonesia, PT Mayora Indah, United Tractors, Aneka Tambang, dan sebagainya.
Apa Itu Saham Blue Chip
Definisi dari saham blue chip adalah surat berharga bukti kepemilikan perusahaan yang berasal dari perusahaan yang memiliki reputasi bagus dan kapitalisasi pasarnya besar. Pada umumnya, perusahaan yang terdaftar pada blue chip, menawarkan produk atau jasa yang berkualitas baik, dan masyarakat menerimanya.
New York Stock Exchange mengungkapkan saham bluechip berada pada perusahaan bereputasi nasional, terlihat dari kualitas, serta kemampuan dan kehandalannya dalam menghasilkan keuntungan, meskipun situasi ekonomi sedang membaik atau buruk.
Menurut para ahli, saham jenis ini sangat aman bagi para investor, karena perusahaan yang menaunginya memiliki fundamental yang bagus, baik dari sudut pandang finansial maupun manajemen. Selain itu, investor berpeluang mendapatkan dividen dengan jumlah cukup memuaskan.
Perusahaan-perusahaan yang sahamnya tergabung dalam blue chip, terkenal mampu menggerakkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kata blue chip sendiri, ada pada permainan poker, yaitu kepingan-kepingan yang berwarna merah, putih, dan biru yang nilainya terbesar.
Sekitar tahun 1923 atau 1924, seseorang pergi ke bursa saham dan tertarik dengan harga saham yang fantastis. Orang itu adalah Oliver Gingold, setelah menyaksikan perdagangan saham, pria itu meminta rekan kantornya menulis blue chip stocks yang maknanya saham keping biru. Semenjak itu, istilah blue chip terkenal, orang-orang menggunakannya dalam dunia saham sampai sekarang.
Kriteria Saham Blue Chip
Bagaimana kriteria saham bluechip? Melihat dari sudut pandang bursa efek Indonesia, banyak orang yang berpendapat saham bluechip setara dengan LQ45. Saham LQ45 merupakan indeks pasar saham pada BEI yang menaungi 45 perusahaan yang basis fundamentalnya sangat brilian dan berkapitalisasi pasar besar.
Tetapi, tidak semua saham yang termasuk LQ45, masuk ke dalam jenis blue chip. Karena, kemungkinan pada saat itu perdagangan perusahaan sedang bagus, sehingga mampu masuk ke indeks LQ45.
1. Perusahaan Telah Lama Beroperasi
Kriteria yang sangat mudah terlihat dalam perusahaan yang sahamnya blue chip adalah, dengan mengamati profil perusahaan. Biasanya, perusahaan yang telah lama beroperasi, mendapatkan pengakuan secara global maupun tingkat nasional.
Biasanya, perusahaan dengan tipe seperti ini, sahamnya termasuk dalam saham bluechip. Contohnya, seperti Astra Group, brand perusahaan tersebut sudah menjadi top, produknya tersebar pada kawasan Asia. Unilever hampir semua produknya tersebar ke seluruh penjuru negara, bahkan PT Perusahaan Gas Negara telah beroperasi setengah abad lebih. Tetapi, perusahaan harus tetap memperoleh laba konsisten, seberapa lama pun perusahaan beroperasi.
2. Kapitalisasi Pasar Tergolong Besar dan Likuid
Saham likuid adalah saham yang sangat aktif dalam transaksi jual beli pasar modal, baik yang membeli investor perorangan atau lembaga. Hal yang membuat saham kategori blue chip tergolong besar, kapitalisasi pasarnya. Karena nilai saham yang telah ada sebelumnya, dan harga saham baru sangat tinggi.
3. Stabilnya Perbandingan Hutang dan Aset
Umumnya, saham-saham yang bergerak pada sektor pebankan yang tergolong blue chip mempunyai persentase Debt to Equity Ratio (DER) tidak melebihi 15%. Jika, saham pada suatu perusahaan nilai DER nya tinggi, maka resiko usahanya juga besar, apalagi ketika mengalami masalah likuiditas yang cukup rumit.
4. Konsisten Memberikan Dividen
Pembagian laba merupakan salah satu alasan utama, mengapa investor ingin berinvestasi. Saham bluechip, jika perusahaan dapat memberikan laba secara rutin bagi investor.
5. Kinerjanya Solid
Jika perusahaan dapat menghasilkan laba rutin setiap tahunnya, dengan semaksimal mungkin. Hal ini membuktikan kinerja perusahaan begitu solid, satu sama lain. Contohnya, PT United Tractor, persentase pertumbuhan laba secara konsisten sebesar 14,3% per tahunnya, dalam satu dekade tertentu. Tetapi, ada juga perusahaan yang sudah mapan, kinerjanya menurun karena daya belinya kurang.
Kelebihan Saham Blue Chip
Apa saja kelebihan saham blue chip? Dari pemaparan sebelumnya, karena saham bluechip berasal dari perusahaan yang telah lama beroperasi, dan memiliki reputasi baik. Beberapa orang percaya, saham jenis ini resikonya terbilang sedikit.
1. Harganya Stabil dan Cenderung Tidak Fluktuatif
Karena kapitalisasi pasarnya yang begitu besar, saham yang tergolong blue chip harganya tidak naik turun secara drastis. Saham jenis ini memelurkan waktu berbulan-bulan untuk naik serta turun dalam jumlah besar.
2. Fundamental yang Baik
Perusahaan yang memiliki fundamental yang baik, cenderung stabil ketika menghadapi situasi sulit perekonomian. Biasanya produk dari perusahaan yang sahamnya blue chip, banyak terpakai dalam masyarakat. Selain itu, kondisi keuangannya termasuk dalam ketegori mapan.
3. Resiko Terjadinya Likuiditas Kecil
Resiko perusahaan kolaps dan akhirnya terlikuidasi, begitu kecil pada perusahaan yang sahamnya tergolong blue chip. Karena kondisi finansial yang cenderung stabil, serta pergerakan sahamnya tidak begitu fluktuatif. Resiko likuiditas yang kecil, membuat saham jenis ini menjadi rekomendasi para ahli untuk investor. Karena, lebih baik menimalisir resiko daripada menggapai keuntungan secara cepat.
Kekurangan Saham Blue Chip
Lalu, apa kekurangan saham blue chip? Terlepas dari kelebihannya yang sangat banyak, saham bluechip tidak lepas dari yang namanya kekurangan. Karena memiliki resiko yang cenderung kecil, dan menawarkan laba yang cukup terjamin. Tetapi, investasi saham jenis ini membutuhkan modal yang cukup besar, serta pergerakan nilai saham cenderung lamban.
Bagi Anda yang ingin berinvestasi produk keuangan, saham bluechip dapat menjadi pilihan. Karena reputasi perusahaan dari saham tersebut sangat baik, sehingga hasil investasi Anda berpeluang menghasilkan dividen. Untuk berinvestasi saham jenis ini, Anda perlu mempersiapkan modal yang cukup besar.
Terkait
Related Posts
Saham Gorengan
Ada beberapa penyebutan saham yang familiar dalam dunia pasar modal, salah satunya adalah saham gorengan. Sudah tidak asing lagi, saham terbagi menjadi beberapa kelompok, tergantung dari kualitas...